Wednesday, September 29, 2010

CETUSAN HATI DAN DEDIKASI

dicorong radio suatu malm kelmarin itu,
ada cetusan hati dan dedikasi;
zahir cuma pada suara ketar,
empunya jiwa ini dibadai melankoli,
sangat dan amat;
bisanya membuai rasa kecewa,
cinta yang hampa lesu,
harapan dan cita-cita,
yang berderai berserpih-sepih,
ranap punah;
di tangga-tangga bahagia.

ganda 23!
(guruh berdentum)

Sunday, September 26, 2010

MELANKOLI REDHA SANG PENGEMIS

jika bauan harum itu tidak semerbak,
cinta yang mekar dihatimu dahulu,
menjelek roma-roma hidung,
yang tidak lagi mencium haruman kasih,
pernah mengasyikkan aku sang pencinta,
aku redha.

jika jambangan cinta segar yang sentiasa basah,
dengan titis embun kata-kata cinta,
yang kini;
mulai menguning layu kembang kasihnya,
kering tanpa tanpa murni titis-titis rindu,
makin kering menanti dibadai angin perpisahan,
aku redha.

jika deras khilafku mengalir begitu banyak,
merebak hingga ke muara kebencianmu,
menjulang-julang ombak curigamu,
hingga tiada langsung dimensi maaf,
dapat kau ruangkan sedikit,
agar dapat aku empang alir perpisahan ini,
aku redha.

aku redha.
andai tiada langsung peluang,
kembali menjalin simpulan cinta,
yang kini semakin longgar tautnya,
aku redha,

namun disuatu ruang dalam ruang rasa jiwa ini,
aku masih menagih cinta dan mengemis sayangmu.
cuma pengharap dan masih;
aku redha.

Friday, September 3, 2010

RATAP PUASA

lima hari berlalu,
puasa hanya lapar dan dahaga,
manis pahala nikmat berpuasa,
lebur dihujung nafsu,
biarpun tiada makan yang lazat,
atau air nikmat yang membatalkan sah puasa,
bahagianku puasa hanya lapar dan dahaga.

ya Rabb, pada mu aku masih mengharap,
agar nur ramadhan masih menyinari sisa bulan mulia ini,
menerangi lorong legap hidupku,
yang sudah terlepas sepuluh pertama rahmah,
keciciran sepuluh kedua barakah,
janganlah tiada sedikitpun 10 terakhir maghfirah.