yang tewas dengan khilaf manusia lemah,
tersungkur di kaki bahagia,
merayu diberikan apalah kiranya peluang,
barang sepatah kata ya satu peluang lagi,
namun khilaf maha besarku belum tentu mampum
mereda api bencimu,
pada sang pendosa yang tadi,
kau lemparkan,
hamburan jijikmu.
amat jijik.